[NC11-AM] Penasaran akan edisi Immortals - Rolling Stone (RS), saya meminta bantuan Mas Asriat Ginting mengirimi majalah tersebut. Maklum hidup di daerah. Celakanya, terlambat memiliki edisi ini justru membuat Mas Asriat terpaksa merelakan mengirimkan RS miliknya sendiri. Habis katanya. Baru siang ini saya baru menerimnya melalui paket Tiki. Wauhhh thanks Mas Asriat, atas kerelaannya. Menghembuskan A Special Issue : Immortals, menjadikan RS laris manis....
Sudah banyak yang menulis tentang Immortals. Tapi sesama penggemar God Bless (GB), ijinkan saya mencurahkan unek-unek subyektif berdasarkan analisis prespektif dan imaji saya.
Sebagaimana pernah kita bahas, bahwa jelas tampak ada persoalan besar di antara anggota GB. Bongkar pasang personil, menyiratkan itu semua.
Dan Sawung Jabo, tahu persis :
Di lembah yang dingin
Duduk melingkar
Setelah lama kita saling berpisah
Harapan menyala di dalam dada
Yang sudah terjadi lupakan saja
(lirik lagu Apa Kabar)
Ketika Albar tersandung kasus narkoba. Jelas tampak perbedaan di antara mereka. Donny Fattah dan Ian Antono jelas sekali mati-matian membela sahabatnya. Mereka ngotot bahwa Sang Icon GB bukanlah seorang pemakai narkoba. "Saya tidak pernah melihatnya," ujar Ian dalam persidangan di Pengadilan Negeri Depok.
Ada anggapan bahwa mereka berdua sengaja tidak ingin membuka aib sahabatnya. Bukankah Albar adalah icon God Bless ? Keterbukaan menjadi pantang, karena tidak sekedar merusak kultus Sang Icon tetapi mengganggu citra God Bless. Apakah Yik ternyata telah menjadi korban 'kelembutan' hatinya belaka ? Ataukah kenyataannya memang yik hanya sekedar korban konspirasi besar, sebagaimana akhirnya pengadilan menegaskannya melalui ’vonis’-nya. 'Papa Iyek tidak bersalah', demikian kata ’Pemuda Pancasila ....!!
Berbeda dengan Teddy Sujaya yang memilih pergi dengan diam, maka justru Jockie Suryo Prayogo memilih sikap yang berbeda. Kendati bukan menuduh, tapi wawancara Jockie pada tanggal 28 November 2007 bisa diartikan mengamini perihal penangkapan Polisi tersebut.
Keterbukaan, pembelajaran dan pantang mengadakan ’kebohongan public’ menjadi salah satu alasan Jockie melakukannya.
” Ya saya , Jujur, jujur saya mengatakan itu juga yang memotivasi saya mengundurkan diri dari God Bless tahun 2004, artinya saya melihat eeehh Iyek tidak bisa lagi ..memantaince waktu, disiplin pada waktu ….dan ehhmm contaim pada jadwal yang sudah ditentukan ..sehingga akhirnya perilaku-perilaku, ditambah lagi perilaku-perilaku, yang yang aneh di mata saya ..menimbulkan bahwa ini bukan Achmad Albar yang dulu yang saya kenal...”
Mengapa sebegitu bencinya Jockie kepadaku ? pikir Yik dari terali besi, mengomentari wawancara Jockie dengan Rieke Amru tersebut di SCTV.
Kemelut semakin meruncing. Persoalan2 lama yang dikubur menjadi bangkit kembali. Di antaranya tentang hilangnya moog, yang membuat Jockie diinterograsi tekek sebagai maling oleh Polisi pada tahun 1975. Mengapa tidak adanya pembelaan dari rekan2nya, semua diam (karena ketakutan kata yik). Konon belakangan ada info bahwa justru Almarhum Deddy Sutanzah-lah yang nyuri saat itu, karena Dedy juga sbg jungkies sebagaimana Jockie.
Keluarnya Jokie justru dianggap oleh Albar, karena terlalu memaksanya bermain di nada-nada tinggi dan bermain di wilayah musik di luar konsep dan ciri khas God Bless. Padahal power Albar sudah semakin redup. Namun Jockie justru membantahnya bahwa lagu-lagu (album miskram GB) itu justru adalah karya bersama. Jelas merupakan hasil elaborasi bertiga (Ian, Jockie dan donny), sehingga bukan melulu 'cara' Jockie. Ia hanya memotivasi untuk berani membuka ruang2 baru. Mengapa justru dibilang 'Konsep Jockie' ? Mengapa Ian dan Donny diam, dan tidak bicara bahwa mereka merancang bertiga ? Konsep musik yang pernah terancang tersebut memang relatif progresif maju kedepan. Tidak hanya sekedar rock & roll yang mengulang jalur "bla-bla-bla" dan sebagainya. Itu adalah sebuah konsep terobosan, tetapi tetap kental dengan nafas rock. Dan cara menyanyikannya relatif juga harus lebih eksploratif, tidak lagi sekedar merdu seperti Elvis Presley, demikian dikatakannya.
Kembali ke persoalan Immortals, apakah ucapan Achmad Albar saat di atas panggung : "Lagu berikut adalah sebuah lagu yang diciptakan oleh sahabat saya yang paling saya cintai.......Jockie Soerjoprayogo" bisakah diterjemahkan bahwa memang tidak ada persoalan di antara mereka ......? Benarkah begitu ? Bukankah mereka sudah saling bersalaman, senyam-senyum dan berbasa-basi di ruang ganti pakaian ? Ataukah itu hanya bentuk, ’pakewuh royalti’ karena Albar harus mendendangkan ’Menjilat Matahari’ didepan penciptanya ?
Sebagai salah satu cara berkomunikasi dengan massa seharusnya kalimat itu tidak berhenti sampai di situ. Tapi justru dilanjutkan saat penerimaan penghargaan Immortals. Seharusnya mereka berkata : ’untuk teman saya : Teddy Sujaya dan Jokie Suryo Prayogo kami persembahkan penghargaan ini kepada anda sahabatku …..’ atau ’Kami minta kepada sahabat saya, Teddy Sujaya dan Jockie Suryo Prayogo untuk naik ke panggung.....’
Masalahnya, bukankah Teddy dan Jokie berada di sana juga ? Berbeda dengan Jockie masih menerima penghargaan secara pribadi, saya justru kasihan pada sang pencipta lagu-2 Anggun C Sasmi ....Kasihan Teddy yang sudah menyempatkan datang, tetapi tidak dihargai oleh teman-2nya.
Mereka (Donny, Yik dan Ian) serasa ingin berkata bahwa, tanpa mereka berdua (Teddy dan Jockie) mereka bisa eksis.
Dan itu pernah disimbolkan mereka dengan memukul Gong sebanya 2000 kali, dahulu .. ......
Berbeda dengan penenerimaan penghargaan ketika ultah PAN, yang memang tidak dihadiri 2 (dua) mantan anggota God Bless. Malam itu sangat istemewa, karena 2 mantan anggota God Bless yaitu : Teddy Sujaya dan Jockie Suryo Prayogo berada disana. Sehingga jelaslahlah mereka memukul genta Immortals sebagai simbol bahwa : Kamilah God Bless..... !!
Bangku kursi lokasi duduk Jockie Suryo Prayogo memang tidak berhadapan langsung dengan panggung, dari jauh tampak ia sedang ber-bincang2 dengan Ebiet G Ade dan Teten Masduki cs. Tiba-tiba tampak Teddy Sujaya menghampirinya, rupanya ingin terlihat mengajak Jockie untuk berdiri bersamanya maju ke panggung. Karena merasa berhak dan telah ikut membesarkan kelompok musik cadas tersebut.
Tetapi ajakan tersebut ditolak oleh Jockie dengan alasan tidak ada koordinasi dari panitya RS maupun dari teman2 GB (ketika ketemu sebelumnya di ruang ganti pakaiaan) untuk mengajak mereka ikut naik ke panggung menerima award tersebut .
Padahal saat itu seluruh keluarga GB (istri / kerabat / anak2nya) yang hadir di sana ikut diajak naik semua (naik ke stage). Sementara Teddy, Jockie dan istri/anak2 mereka cukup hanya menonton sambil berdiri di kejauhan. Tentu saja tak lupa turut bertepuk-tangan ...!!!
Kasihan Teddy dan Jockie ... !!
Tapi apapun yang terjadi malam itu, bagi saya mereka berdua tidak akan menjadi kerdil karenanya. Mereka berdua telah membuktikan itu di hati Masyarakat Musik Indonesia. Sebagaimana kehebatan semua musisi anggota God Bless yang malam itu naik panggung.
Karenanya memang mereka semua adalah Jawara di blantika Musik Indonesia, kendati tanpa trophy / award sekalipun...... Demikian juga dengan mereka berdua, Teddy dan Jockie
Mungkin saya keliru, tapi saya yakin memang ada persoalan di antara mereka ...... !!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar