Join RevolverNC's empire

Kamis, 05 Mei 2011

STEVIE RAY VAUGHAN DALAM KEBANGKITAN MUSIK BLUES

[NC11-AM] "Pada masa itu kehidupan para pemusik blues sangat berat, bahkan bagi tokoh sekelas Muddy Waters pun. Blues tidak mendapat tempat, di radio, di televisi dimanapun. Kami semua terkunci di ruang belakang. Dan Stevie lah yang membuka kunci itu, dan membuat kami semua bisa keluar. Stevie membukanya dengan permainan gitarnya. Dia megguncang, dan menolong kami semua"

Itulah kurang lebih kata-kata yang diungkapkan oleh Buddy Guy pada introdulsi buku biografi Stevie Ray Vaughan, Soul To Soul yang ditulis oleh Keri Leigh. Berlebihan ? Well tentu saja tidak, John Mayallpun dalam wawancara dengan GUITAR MAGAZINE tak segan-segan menyebut Stevie Ray Vaughan sebagai figur sentral BLUES REVIVAL II,. Sedangkan Bruce Igllauer, pendiri Alligator Records berkata bahwa kalau sekedar pemusik blues bagus, sekarang banyak, tapi pemusik blues yang mampu memberi inspirasi itu yang sulit di dapat. Stevie “menghidupkan kembali” musik Blues, dengan menarik penggemar musik rock, katanya.

Sekedar ilustrasi , Blues mengalami jaman keemasan yang pertama pada era tahun 50 an, terutama di awal tahun 50 an sampai sekitar pertengahan tahun 50an. Tokoh utamanya, siapa lagi kalau bukan Muddy Waters, dengan Chicago Bluesnya. Jaman keemasan di sini bisa kita artikan bahwa blues bisa masuk ke dalam industri musik ( meskipun pada periode ini blues hanya menjadi musik kelas 2, yang hanya diterima oleh orang kulit hitam). Dengan munculnya musik rock’n’ roll, Chuck Berry, Little Richard dll, kepopuleran blues surut. Sampai akhirnya bangkit lagi disekitar pertengahan tahun 60 an, dengan figur sentralnya JOHN MAYALL, orang Inggris, yang berkulit putih. Blues diterima dikalangan publik yang lebih luas dibandingkan tahun 50 an. Ia diterima dikalangan kulit putih dan kulit apapun, termasuk kulit sawo matang (Indonesia), menjadi mainstream, menjadi trend. Tapi di sekitar akhir tahun 60 an, awal tahun 70 an, trend blues surut, digantikan oleh musik hard rock, Led Zeppelin, Deep Purple Black Sabbath dstnya. Pemusik blues tercecer, hanya main di klub-klub kecil. Atau dengan bahasa Buddy Guy seperti yang diungkapkan di atas para pemusik blues terkunci di ruang belakang.

Sampai kemudian hadir Stevie Ray Vaughan dengan album Texas Flood (1983), yang terjual lebih dari setengah juta keping. Ia meraih perhatian sekaligus penghargaan dari pembaca Guitar Player Magazine, mereka memilih Stevie Ray sebagai “Best New Talent” dan “Best Electric Blues Guitar Player.” Sedangkan albumya sendiri meraih predikat “Best Guitar Album”. Ini semua menjadi awal dari suatu proses kebangkitan Blues yang ke dua ( Blues Revival II). Stevie Ray berhasil memadukan elemen blues dan rock sedemikian rupa dengan cara yang belum pernah dilakukan oleh orang sebelumnya. Ia menyerap semua sumber blues yang dianggap baik, mulai dari permainanAlbert King, Freddie King, BB King, Muddie Waters, Otis Rush, Buddy Guy, Jimi Hendrix, hingga sosok yang kurang begitu mendapat perhatian orang, Lonie Mack. Ia juga menyimak permainan Johnny Guitar Wetson, bahkan juga musis jazz Kenny Burrel. Kemudian semua ini diartikulasikan dalam permainannya yang khas. Lagu-lagu blues klasik seperti Marry Had A Little Lamb yang dibawakan pertama kali oleh Buddy Guy di awal tahun 60 an, atau bahkan lagu Texas Flood yang merupakan lagu milik grupnya Fenton Robbinson yang dibawakan pertama kali dipertengahan tahun 50 an, hanyalah berapa contoh dari lagu-lagu blues klasik yang menjadi lagu-lagu “baru’ yang segar ketika dimainkan ulang oleh Stevie Ray, dan bahkan membuat banyak orang menganggap lagu tersebut sebagai lagu Stevie Ray. Persentuhan album-album Stevie Ray berikutnya, Couldn’t Stand The Weather ( 1984) Soul To Soul (1985), Live Allive (1986),In Step (1989), Family Style (1990) dengan ajang grammy membuat musik blues kembali dilirik orang dan industri rekaman.

Dengan unsur rocknya, Stevie Ray Vaughan menarik generasi baru peminat blues, terutama kaum muda yang suka dengan musik yang dinamis. Dan daya tarik ini makin dipertegas karena ( sayangnya) dengan kematian Stevie Ray yang tragis pada tahun 1990. Stevie Ray menjadi perhatian masyarakat yang lebih luas, karena berita- berita kematiannya, karya-karyanya dirilis ulang, bahkan karya-karya yang tersembunyi digudang perusahaan rekaman yang belum dan bisa jadinya tadinya dianggap tidak layak dirilis, akhirnya dirilis.

Stevie Ray Vaughan tentu bukan satu-satunya faktor yang melahirkan era Blues Revival II ( yang dampaknya masih terus kita rasakan hingga sekarang), kalau kita cermati, besar juga peranan munculnya Compact Disc, fenomena Robert Cray, John Lee Hooker dengan fenomena album The Healler yang menerima Grammy di tahun 1989, dan mungkin juga ada faktor lain. Namun susah disangkal,bahwa Stevie Ray merupakan figur sentral era blues revival II, yang menjadi triger kebangkitan blues ini. Dan jika kita akan mengukur ketokohan orang dari seberapa besar ia mampu memberi insiprasi, Stevie Ray Vaughan telah membuktikan itu. Bahkan sampai ke Indonesia, lihatlah Rama Satria Claproth, Gugun (dari Gugun & The Blues Shelter) yang sekarang sedang ada di atas, siapa yang berani menyangkal mereka berdua tidak terinspirasi oleh Stevie Ray Vaughan ? atau Lance Lopez yang ada di luar sana, hingga sosok -sosok yang belum punya nama yang kita tidak tahu yang juga menjadi pengaggum Stevie Ray. Yang jelas Stevie Ray Vaughan memperkenalkan blues kepada banyak orang, dan secara perlahan lewat musiknya ia juga memperkenalkan Jimi Hendrix, Albert King, Freddie King, Mudy Waters dan tokoh- tokoh blues lainnya, kepada orang banyak, kepada generasi baru pecinta blues.

http://onestopblues.wordpress.com/2009/10/05/peran-sentral-stevie-ray-vaughan-dalam-kebangkitan-musik-blues/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...